K Kandungan Vitamin C dari BuahTomat Pada Tingkat Kematangan yang Berbeda

Authors

  • Astija Astija Tadulako University

DOI:

https://doi.org/10.30605/biogenerasi.v6i2.543

Keywords:

Vitamin C; Tingkat Kematangan, Tomat

Abstract

Buah tomat memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi, namun kandungannya bergantung kepada waktu perkembangannya. Dengan demikian tingkat kematangan dari buah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kandungan vitamin C. Bagaimana tingkat perkembangan mempengaruhi kandungan vitamin C belum ada studi-studi yang dilakukan. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menentukan kandungan vitamin C dari buah tomat (Lycopersicon esculentum) pada tingkat kematangan yang berbeda yakni buah mentah, mengkal dan matang. Studi dilakukan dengan melakukan pengukuran nilai serapan dari masing-masing sampel ekstrak buah tomat dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan vitamin C dari buah tomat mentah sebesar 217,31 mg, buah tomat mengkal sebanyak 257,31 mg dan buah tomat matang sebanyak 238,17 mg dalam 100 g buah tomat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buah tomat mengkal memiliki kandungan vitamin C tertinggi dibandingkan dengan buah tomat mentah dan matang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aburizal. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Arief. (2011). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Manfaatnya). Jakarta: Rajawali Pers.
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Canene-Adams K., Clinton, S.K., King, J.L., Lindshield, B.L., Wharton C., Jeffery, E. & Erdman, J.W.Jr. (2004). The growth of the Dunning R-3327-H transplantable prostate adenocarcinoma in rats fed diets containing tomato, broccoli, lycopene, or receiving finasteride treatment. FASEB J. 18: A886 (591.4). USA: Los Alamos National Laboratory.
Depkes RI. (2000). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan. Halaman 194-197, 513-520, 536, 539-540,549-552.
Dewanti, T. (2010). Aneka Produk Olahan Tomat Dan Cabe. Malang: Universitas Brawijaya.
Febrizky, S., Mario, A., Aziz, T. (2014). Pengaruh jenis pelarut terhadap persen yieldalkaloid dari daun salam india (muraya keonigii). Jurnal Teknik Kimia, 2(20), 1-6.
Jung, H.C. and Wells, W.W. (1997). Spontaneous Conversion of L-Dehydroascorbic Acid to L-Ascorbic Acid and L-Erythroascorbic Acid. Biochemistry & Biophysic Article. 355:9-14.
Seminar, K., Buono, Alim, M.(2006). Uji Dan Aplikasi Komputasi Paralel Pada Jaringan Syaraf Probabilistik (PNN) Untuk Proses Klasifikasi Mutu Tomat. Jurnal Teknologi. Edisi No. 1 34-45.
Shalunkhe dan Desai. (1984). Posthharvest biotechnology of vegetables. Florida: Crc Press Inc.
Tonucci, L.; M.J. Holden; G.R. Beecher; F. Khacik; C.S. Davis; G. Mulokozi. (1995). ”carotenoid content of thermally processed tomato based food product”, J. Agric, Food Chines Chem., (43):579-586.
Turgiyono. (2002). Budidaya Tanaman Tomat. Yogyakarta: Kanisius.
Wardani, L. (2012). Validasi metode analisis dan penentuan kadar vitamin c pada minuman buah kemasan dengan spektrofotometri uv - vis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Downloads

Published

2021-09-02

How to Cite

Astija, A. (2021). K Kandungan Vitamin C dari BuahTomat Pada Tingkat Kematangan yang Berbeda. Jurnal Biogenerasi, 6(2), 92–98. https://doi.org/10.30605/biogenerasi.v6i2.543