Ritual Mattompang Arajang, Prosesi Penyucian Benda Pusaka Kerajaan Bone: Tinjauan Semiotik Budaya

https://doi.org/10.30605/onoma.v6i2.388

Authors

  • Indarwati Politeknik Informatik Nasional
  • Nur Fadny Yuliani Politeknik Informatika Nasional
  • Lina Mariana Politeknik Informatika Nasional

Keywords:

Ritual, Mattompang Arajang, Bone

Abstract

Penelitian ini menjadi salah satu media untuk mempublikasikan kekayaan budaya lokal yang selama ini terpendam di Kabupaten Bone dan kemudian dapat menjadi acuan bagi pemerintah lokal untuk lebih memperhatikan eksistensi dari keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia dengan mendukung serta menjadi promoter dan fasilitator utama yang mendorong berkembangnya perbendaharaan kultur di Bumi Pertiwi khususnya di Kabupaten Bone. Melalui penelitian inilah diharapkan mampu memberi gambaran kepada masyarakat luas bahwa masyarakat setempat menyimpan sejuta pesona budaya yang layak disaksikan oleh mata dunia. Penelitian ini difokuskan pada semiotik budaya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode observasi, dengan teknik rekam, teknik catat, dokumentasi, dan wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Penelitian dilakukan sekitar satu tahun, mulai pengumpulan data hingga analisis data dan pembuatan laporan. Lokasi pada penelitian ini, yaitu Kecamatan Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk ritual/prosesi dalam ritual Mattompang Arajang, yakni: ritual malekke toja (memindahkan atau mengambil air), ritual mappaota (mempersembahkan daun sirih), ritual masossoro/mattompang Arajang (membersihkan arajang/pusaka kerajaan), dan ritual mappatinro arajang (menidurkan/mengembalikan arajang). Adapun makna yang dapat diambil dengan adanya ritual mattompang arajang, yakni: adanya silaturahmi dan persatuan masyarakat Bone, makna membersihkan atau menyucikan benda-benda pusaka, Makna magis/spiritual, dan kelestarian budaya Kerajaan Bone.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Hoed, Benny H. 2008. Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.
Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalis dan Pembangunan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Manafe, Yermia Djefri. “Komunikasi Ritual pada Budaya Bertani Atoni Pah Meto di Timor-Nusa Tenggara Timur”. Jurnal Komunikasi, volume 1, nomor 3, 2011.
Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soekanto, Soerjono. 1993. Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Teeuw, A. 1984. Khasanah Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Said, Muhammad. 2016. “Peran Bissu pada Masyarakat Bugis”. Makalah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial Membentuk Karakter Bangsa dalam Rangka Daya Saing Global.
Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya: Bandung
Suliyati, Titiek. 2018. “Bissu: Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis”. Jurnal Endogami, jurnal ilmiah kajian antropologi. Volume 2 nomor 1.
Teeuw, A. 1984. Khasanah Sastra Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Downloads

Published

2020-11-26

How to Cite

Indarwati, Nur Fadny Yuliani, & Lina Mariana. (2020). Ritual Mattompang Arajang, Prosesi Penyucian Benda Pusaka Kerajaan Bone: Tinjauan Semiotik Budaya. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 6(2), 656–670. https://doi.org/10.30605/onoma.v6i2.388

Issue

Section

Articles