Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat “Sigalegale” dari Tapanuli Utara: Analisis Wacana Kritis Model Fairclough

https://doi.org/10.30605/onoma.v10i4.4620

Authors

  • Kaleb E. Simanungkalit Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
  • Kundharu Shaddono Universitas Sebelas Maret
  • Muhammad Rohmadi Universitas Sebelas Maret

Keywords:

analisis wacana kritis, cerita rakyat, sigalegale, nilai budaya

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai budaya dalam cerita rakyat "Sigalegale" dari Tapanuli Utara menggunakan pendekatan analisis wacana kritis model Fairclough. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus pada analisis wacana kritis Fairclough, yang mengkaji nilai-nilai budaya dalam cerita tersebut. Teknik analisis data mengikuti model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan manusia dengan Tuhan tercermin melalui ketakwaan, kebiasaan berdoa, dan sikap berserah diri, seperti yang digambarkan oleh tokoh Rahat Raja dan Rahat Bulu. Hubungan manusia dengan alam menekankan pentingnya harmoni, penggunaan sumber daya alam yang bijaksana, dan penghormatan terhadap alam. Hubungan manusia dengan masyarakat terlihat dari nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, musyawarah, dan gotong royong. Nilai-nilai hubungan manusia dengan orang lain mencakup keramahan, kasih sayang, dan kesetiaan. Sementara itu, hubungan manusia dengan diri sendiri mencerminkan harga diri, kerja keras, tanggung jawab, dan semangat menuntut ilmu. Penulis juga menekankan identitasnya sebagai pelestari budaya Batak dan menggambarkan masyarakat Batak sebagai komunitas yang kuat dan tradisional.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi, M., Ardianti, S. D., & Pratiwi, I. A. (2021). Nilai pendidikan karakter dalam cerita rakyat Sendang Widodari Kabupaten Kudus. Progres Pendidikan, 2(1), 1-6. DOI: 10.29303/prospek.v2i1.55
Andriani, R., Brahmanto, E., & Purba, B. C. S. (2019). Value tari sigale-gale dalam meningkatkan wisata budaya di desa tomok kabupaten samosir. Journal of Indonesian Tourism, Hospitality and Recreation, 2(1), 25-35. DOI: https://doi.org/10.17509/jithor.v2i1.16429
Apriliyani, N., Sunendar, D., Syihabuddin, S., & Sumiyadi, S. (2023). Orientation of cultural values in west java folklore “si buncir”: cultural representation study. Jurnal Lingua Idea, 14(1), 1. https://doi.org/10.20884/1.jli.2023.14.1.7657
Ardhyantama, V. (2017). Pendidikan karakter melalui cerita rakyat pada siswa sekolah dasar. Indonesian Journal of Primary Education, 1(2), 95-104. DOI: https://doi.org/10.17509/ijpe.v1i2.10819
Bascom, W.R. 1965. The Form of Folklore: Prose-Narratives. Journal of American Folklore. 78 (307), 3-20. https://doi.org/10.2307/538099
Edwar Djamaris. (2001). Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:LkiS
Febria, R. (2023). Identitas Moral Dalam Cerpen “Banjir Yang Di Kirim Ke Champoan”(Studi Analisis Wacana Kritis). Dharmas Education Journal (DE_Journal), 4(2), 474-483. DOI: https://doi.org/10.56667/dejournal.v4i2.1071
Hafidhah, N. (2017). Analisis Nilai Budaya dalam Novel Lampuki Karya Arafat Nur. JIM Pendididikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(4), 393-399.
Haviland, W. A. (1984). Antropologi. Jakarta: Erlangga.
Hermawan, M., Setiawan, B., & Anindyarini, A. (2023). Representation factors behind the value of humanism in the folklore of the special region of yogyakarta. Praxis International Journal of Social Science and Literature, 6(6), 17-29. https://doi.org/10.51879/pijssl/060603
Kartikasari, E. (2021). Nilai Budaya dalam Serat Ajisaka. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 4(2), 177-188. Doi: https://doi.org/10.30872/diglosia.v4i2.139
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kurniawati, W., Ekoyanantiasih, R., Yulianti, S., Hardaniawati, M., Sasangka, S. W., & Firdaus, W. (2022). Kekuasaan Semantik dalam Analisis Wacana Kritis Debat Capres-Cawapres. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 11(1), 165-179. DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v11i1.4966
Kusno, A., & Bety, N. (2017). Analisis wacana kritis cuitan Fahri Hamzah (FH) terkait hak angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 6(2), 137-159. DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v6i2.462
Latupeirissa, D., Laksana, I., Artawa, K., & Sosiowati, I. (2018). Repetition in indonesian political language. International Journal of Linguistics Literature and Culture. https://doi.org/10.21744/ijllc.v4n6.427
Malinowski, B. K. (1989). Myth in Primitive Psycology. London: Norton.
Mastiah, M., Mutaqin, N. S., & Tirsa, A. (2021). Pengembangan Buku Cerita Rakyat Berbasis Kearifan Lokal Suku Dayak Randuk. CaLLs: Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics, 7(1), 53-66. DOI: http://dx.doi.org/10.30872/calls.v7i1.5113
Merdiyatna, Y. Y. (2019). Nilai-Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat Panjalu. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 143-148. DOI: https://doi.org/10.30743/bahastra.v4i1.1715
Miles, M. B. & Huberman, A. (2007). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. (terjemahan) Tjetjep Rohendi Rosidi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Mimin, E. (2023). Pentingnya Nilai-Nilai Kearifan Lokal Suku Ngalum Ok dalam Kurikulum PAUD guna Menghasilkan Siswa Berkepribadian Unggul. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(4), 4500-4512. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i4.3984
Mudiawati, R. C., Hudiyono, Y., & Suhatmady, B. (2023). Analisis wacana kritis Norman Fairclough terhadap bahasa slogan aksi demonstrasi guru di Samarinda. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 6(3), 739-762. https://doi.org/10.30872/diglosia.v6i3.694
Okphewo, I. (1992). African Oral Literature: Backgrounds, Character, and Continuity. Bloomingtoon & Indianapolis: Indiana University Press.
Pingge, H. D. (2017). Kearifan lokal dan penerapannya di sekolah. Jurnal Edukasi Sumba (JES), 1(2). 165-179. DOI: 10.53395/jes.v1i2.27
Sembiring, Y. B., Pinem, E. L. B., Nainggolan, A. E., Siahaan, T. E. M., & Sembiring, E. M. B. (2022). Moral Value Analysis In Some Bataknese Folklores (Sigale-Gale, Batu Gantung, Tugu Silalahi). Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 6687-6697. DOI: https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.9373
Semi, M.A. (1993). Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Setiawan, T. (2022). Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Representasi Kehidupan Religius Cerpen Mbah Sidiq Karya A. Mustofa Bisri. SOSMANIORA: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 1(2), 256-264. DOI: https://doi.org/10.55123/sosmaniora.v1i2.554
Setyawan, A., Suwandi, S., & St Y, S. (2017). Muatan pendidikan karakter dalam cerita rakyat di Pacitan. Jurnal Pendidikan Karakter, 8(2). 199-211. DOI: https://doi.org/10.21831/jpk.v7i2.21778
Silaswati, D. (2019). Analisis wacana kritis dalam pengkajian wacana. METAMORFOSIS Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 12(1), 1-10. DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v17i1.1551
Simanungkalit, K. E., Tampubolon, T. C., Panggabean, L., Sihite, I., & Simanjuntak, B. (2024). Pentingnya Kearifan Lokal: Meningkatkan Kualitas Kurikulum Merdeka dengan Karya Sastra. Jurnal Basicedu, 8(2), 1450-1458. DOI: https://doi.org/10.31004/basicedu.v8i2.7173
Sipahutar, R. A., Sianturi, R. W., & Sembiring, Y. (2021). The Value and Character Building Education in Folklore from Bataknese" Sigale-Gale". Journal of Languages and Language Teaching, 9(1), 111-116. DOI: https://doi.org/10.33394/jollt.v9i1.3228
Sitanggang, S.R.H. (2010). Sigalegale: Cerita Rakyat dari Tapanuli Utara. Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional.
Sitorus, T. (2021). Penyampaian Makna Koleksi Patung Sigale-Gale; Dulu Dan Kekinian. Prajnaparamita, 10 (2). 39-51. DOI: https://doi.org/10.54519/prj.v10i2.48
Sukmawan, S. and Setyowati, L. (2021). Women in mount tengger folklores: their presence, position and environmental knowledge of disaster mitigation. Jurnal Humaniora, 33(2), 126. https://doi.org/10.22146/jh.59727
Sukmawan, S. et al. (2018). Green Folklore. Malang: UB Press.
Winda, E., Nadeak, P., & Wartiningsih, A. (2022). Nilai budaya yang tercermin dalam cerita samahu labur di desa bagak kabupaten landak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (Jppk), 11(7), 630. https://doi.org/10.26418/jppk.v11i7.56215
Yuhasni. (2016). Senjakala Kritik Sastra (Kasus Sumatera Utara). Depok: Penerbit Koekoesan.

Published

2024-10-26

How to Cite

Simanungkalit, K. E., Kundharu Shaddono, & Rohmadi, M. (2024). Nilai Budaya dalam Cerita Rakyat “Sigalegale” dari Tapanuli Utara: Analisis Wacana Kritis Model Fairclough. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 10(4), 4244–4260. https://doi.org/10.30605/onoma.v10i4.4620

Issue

Section

Articles

Categories