Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kandungan Fisikokimia Tepung Ikan Gabus (Channa striata)

The Effect of Particle Size on Physicochemical Content of Snakehead Fish (Channa striata) Flour

Authors

  • Rahmaniar Rahmaniar Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
  • Gabriella Sherly Rombe Universitas Hasanuddin
  • Firman Shanty Galung Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur

DOI:

https://doi.org/10.30605/perbal.v11i1.2257

Keywords:

ikan gabus, tepung, pengayakan

Abstract

Ikan gabus (Channa striata) merupakan salah satu produk perikanan di Indonesia yang memiliki manfaat fungsional. Beberapa tahun ini ikan gabus dikembangkan menjadi produk antara yakni tepung ikan gabus sehingga lebih efektif dan efisien untuk dimanfaatkan ke dalam berbagai produk turunan seperti makanan/minuman suplemen, biskuit/cookies, bubur instan, pasta macaroni dll. Pembuatan tepung ikan gabus terdiri atas beberapa tahap yaitu pembersihan, pemisahan daging, pengeringan, penepungan, dan pengayakan.  Ukuran tepung ikan gabus ditentukan saat proses pengayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran ikan gabus setelah proses pengayakan terhadap kandungan fisikokimia tepung ikan gabus. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Produk, Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Hasanuddin dan di Laboratorium Quality Control SMK SMTI Makassar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial tunggal. Faktorial tunggal yang digunakan yaitu metode pengayakan dengan variasi perlakuan (60, 80, 100) mesh. Parameter yang diamati meliputi kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, daya serap air dan daya serap minyak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pada ukuran tepung ikan gabus 60 mesh, 80 mesh, dan 100 mesh yang dihasilkan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, daya serap air dan daya serap minyak.

Snakehead fish (Channa striata) is one of the fishery products in Indonesia that has functional benefits. In recent years, snakehead fish has been developed into products such as snakehead fish flour for more effectiveness and efficiency for various products such as food/beverage supplements, biscuits/cookies, instant complementary feeding, macaroni pasta, etc. The production of snakehead fish flour consists of several stages; washing, deboning, drying, flouring, and sieving. The size of the snakehead fish flour is determined during the sieving process. The purpose of this study is to ascertain the impact of snakehead fish flour size on its physicochemical composition following sifting. This research was conducted at the Product Development Laboratory, Departement  of Food Science and Technology, Hasanuddin University and at the Quality Control Laboratory at SMK SMTI Makassar. The research design used was a completely randomized design with a single factorial. The single factorial used (60, 80, 100) mesh sieving method. Parameters observed included moisture content, protein content, fat content, ash content, water absorption, and oil absorption. The results of this study showed that the treatment of the size of snakehead fish flour 60 mesh, 80 mesh, and 100 mesh produced did not significantly affect the parameters of moisture content, protein content, fat content, ash content, water absorption, and absorption.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alauddin, A. (2016). Uji efek ekstrak ikan gabus (Channa striata) pada luka sayat dengan tikus putih jantan galur wistar yang diberikan secara oral. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 3(1).

AOAC. (2005). Official Methods of Analysis of The Association of Official Agricultural Chemist. The Association of Analitycal Chemist.

Asfar, M. (2018). Teknologi Proses Nano-Konsentrat Protein Ikan Gabus. Universitas Hasanuddin.

Asgar, A., & Musaddad, D. (2006). Optimalsasi cara, suhu dan lama blanching sebelum pengeringan pada wortel. Ejournal Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.

Belitz, H. D., Grosch, W., & Schieberle, P. (2009). Food Chemistry. Springer- Verlag.

Beuchat, L. R. (1977). Functional and Electrophoretic Characteristics of Succinylated Peanut Flour Protein. J. Agricultural Food Chemistry, 25(6)(258-261.). DOI: https://doi.org/10.1021/jf60210a044

Danarsi, C. S., & Noer, E. R. (2016). Pengaruh lama penyimpanan terhadap mutu mikrobiologi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) bubur instan dengan substitusi tepung ikan gabus dan tepung labu kuning. Journal of Nutrition College, 5(2), 58–63. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc.

Dewanta, E. C., Wijayanti, I., & Anggo, A. D. (2019). Karakteristik fisiko kimia dan sebsori pasta makaroni dengan penambahan tepung ikan gabus (Channa striata). Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan, 1(2), 21–29. DOI: https://doi.org/10.14710/jitpi.2019.6743

Ganap, E. P., Amalia, R. R., Sugmana, P. A., & Hidayati, L. I. (2021). Nilai gizi dan daya terima cookies ikan gabus sebagai makanan tambahan untuk ibu hamil di Kabupaten Sleman, DIY. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 7(3), 133. https://doi.org/10.22146/jkr.61004. DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.61004

Harini, N., Mariyanti, R., & Wahyudi, V. A. (2019). Analisis Pangan. Zifatama Jawara.

Kadir, N. A. (2021). Perbandingan Dispersi Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) dan Konsentrat dari Fraksi Padat Hasil Ekstraksi Daging Ikan Gabus (Channa Striata) Sebagai Suplemen Makanan. Universitas Hasanuddin.

Ketaren, S. (2005). Minyak dan Lemak Pangan. UI Press.

KKP. (2019). Produksi Perikanan. https://statistik.kkp.go.id/.

Moeljanto. (1992). Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mustafa, A., Widodo, M. A., & Kristianto, Y. (2012). Albumin and zinc content of snakehead fish (Channa striata) extract and its role in health. IEESE International Journal of Science and Technology, 1(2), 1–8.

Mustar. (2013). Studi Pembuatan Abon Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus) Sebagai Makanan Suplemen (Food Suplement). Universitas Hasanuddin.

Pettalolo, S. R. (2015). Efek suplementasi ekstrak ikan gabus dan vitamin c terhadap kadar hemoglobin, lekosit, limfosit, albumin dan imt pada pasien hiv/ aids. Gizi Indonesia, 38(1), 41–48. DOI: https://doi.org/10.36457/gizindo.v38i1.166

Poedjiadi, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. UI.

Rosario, R. del, & D.M. Flores. (1981). Functional properties of mung bean flour. J. Sci. Food Agriculture, 175-180. DOI: https://doi.org/10.1002/jsfa.2740320213

Sandjaja. (2009). Kamus Gizi. Kompas.

Santoso, A. . (2009). Potential Snakehead (Channastriata) Extract as Hepatoprotector on Paracetamol Induced Rat. Bogor Institute of Agriculture.

Sari, D. K., Marliyati, S. A., Kustiyah, L., Khomsan, A., & Gantohe, T. M. (2014). The organoleptic functional biscuit formulation based. Agritech, 34(2), 120–125.

Sulthoniyah, S. T. M., Sulistiyati, T. D., & Suprayitno, E. (2013). Pengaruh suhu pengukusan terhadap kandungan gizi dan organoleptik abon ikan gabus (Ophiocephalus striatus). THPi Student Journal, Vol.I, 33–34.

Tawali, A. B., Roreng, M. K., & Mahendradatta, M. (2012). Difusi teknologi produksi konsentrat protein dari ikan gabus sebagai food suplement. Prosiding in Sinas, 243–247.

Winarno, F. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama.

Downloads

Published

2023-02-15