Potret Penggunaan Bahasa di Kantor Palang Merah Indonesia Jakarta Selatan: Kajian Lanskap Linguistik

https://doi.org/10.30605/onoma.v10i3.3762

Authors

  • Hilda Hilaliyah Universitas Indraprasta PGRI
  • Chadis Chadis Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia
  • Ahmad Muzaki Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia
  • Aditya Rahman Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Keywords:

bilingual, KPMIJS, lanskap linguistik, monolingual

Abstract

Lanskap Linguistik (LL) telah menjadi bidang penelitian yang cukup dinamis. Semua kajiannya berfokus pada pemakaian bahasa di ruang publik. Hal tersebut tidak terkecuali sebuah kantor pemerintahan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan penggunaan bahasa Indonesia dalam lanskap linguistik di Kantor Palang Merah Indonesia Jakarta Selatan (KPMIJS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data berupa gambar visual dikumpulkan dengan cara dipotret dan didokumentasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, bahwa monolingual berbahasa Indonesia sebanyak 47%, merupakan situasi kebahasaan yang dominan ditemukan pada penggunaan bahasa di KPMIJS, disusul oleh monolinguistik Bahasa Inggris sebanyak 35%, dan bilingualistik bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hanya 18%. Kedua, bentuk bahasa yang paling banyak digunakan adalah kata sebesar 34%, kalimat sebesar 34%, disusul oleh frasa yaitu 24%, dan wacana yaitu 8%. Ketiga, kesalahan penggunaan bahasa kerap ditemukan di area publik. Bentuk kesalahan berbahasa bahasa di KPMIJS dikarenakan salah tik (typo), penggunaan kata tidak baku, dan beberapa kesalahan berbahasa lainnya. Keempat, KPMIJS masih-masing bahasa memiliki fungsi, salah satu yang terbanyak adalah berfungsi sebagai pemberi petunjuk sebanyak 50%. Hal ini karena ada banyak sekat dan ruang di PMI olehnya petunjuk tertulis sangat dibutuhkan, terutama bila tidak ada orang untuk bertanya sesuatu, karenanya petunjuk lokasi, petunjuk tempat, petunjuk ruangan sangat penting.  Selain itu, fungsi bahasa sebagai sumber informasi dan imbauan turut menghiasi di KPMIJS. Hal ini karena pengunjung yang datang ke KPMIJS, baik untuk mendonorkan darah maupun mencari darah sangat membutuhkan informasi, misal di mana harus mendaftar, bertanya (posko pengaduan), dan sebagainya. Selanjutnya, fungsi bahasa imbauan biasanya berisi perintah atau larangan kepada pengunjung.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akindele, D. O. (2011). Linguistic Landscapes as Public Communication: A Study of Public Signage in Gaborone Botswana. International Journal of Linguistics. Vol. 3(1). DOI: https://doi.org/10.5296/ijl.v3i1.1157

Andriyanti, E. (2019). Linguistic landscape at Yogyakarta’s senior high schools in multilingual context: Patterns and representation. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 9(1), 85-97. DOI: https://doi.org/10.17509/ijal.v9i1.13841

Ardhian, D., Eti, E. S., & Mila, M. Z. (2023). Memotret Wajah Ruang Publik melalui Sistem Penamaan Perumahan di Kota Malang: Kajian Lanskap Linguistik. WIDYANTARA, 1(2), 169-187.

Backhaus, P. (2007). Linguistic Landscapes: A comparative study of urban multilingualism in Tokyo. Clevedon: Multilingual Matters. DOI: https://doi.org/10.21832/9781853599484

Ben-Rafael, E, Shohamy, E. Amara, M.H., & Trumper-Hecht, N. (2006). Linguistic landscape as symbolic construction of public space: The case of Israel, International Journal of Multilingualism, Vol. 31: pp.7-30. DOI: https://doi.org/10.21832/9781853599170-002

Bradshaw, I. (2014). Linguistic Landscape as a language learning and Literacy Resources in Caribbean Creole Contexts. Caribbean Curriculum Vol 22: 157–173.

Coulmas, F. (2009). Linguistic Landscaping and the Seed of the Public Sphere. In Shohamy, E. & Gorter, D. (eds), Linguistic landscape: Expanding the scenery, 14. New York & London: Routledge.

Gorter, D. (2006). Further possibilities for linguistic landscape research. In Durk Gorter (ed.), Linguistic landscape: A new approach to multilingualism, pp. 81-89. Clevedon: Multilingual Matters. DOI: https://doi.org/10.21832/9781853599170-006

Erikha, F. (2018). Konsep Lanskap Linguistik Pada Papan Nama Jalan Kerajaan (Râjamârga): Studi Kasus Di Kota Yogyakarta. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya, 8(1), 38. DOI: https://doi.org/10.17510/paradigma.v8i1.231

Suparman, N. (2019). Ketidakadilan Gender dalam Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal El-Saadawi. Telaga Bahasa, 7(1), 97-108. DOI: https://doi.org/10.36843/tb.v7i1.60

Gorter, D. & Cenoz, J. (2006). Linguistic landscape and minority languages, International Journal of Multilingualism (special issue), 3 (1), (67- 80). http://dx.doi.org/10. 1080/14790710608668386 DOI: https://doi.org/10.1080/14790710608668386

Landry, R. & Bourhis, R. (1997). Linguistic landscape and ethnolinguistic vitality: an empirical study, Journal of Language and Social Psychology, 16 (1), pp. 23- 49. http://dx.doi.org/10.1177/0261927X970161002 DOI: https://doi.org/10.1177/0261927X970161002

Nugraha, E., & Tarmini, W. (2023). KAJIAN LANSKAP LINGUISTIK PAPAN PENANDA TEBET ECOPARK. Prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya (KOLITA), 21(21), 73-83. DOI: https://doi.org/10.25170/kolita.21.4837

Pavlenko, Aneta. (2010.) Linguistic landscape of Kyiv, Ukraine: A diachronic study. In Shohamy, E., Barni, M. & E. Ben Rafael (eds.) Linguistic landscape in the city, pp. 133-150. Bristol: Multilingual Matters. DOI: https://doi.org/10.21832/9781847692993-010

Phillipson, R. (2003). English-only Europe? Challenging Language Policy, London: Routledge. Rey, M. 2004. Multilingual writing: a reader-oriented typology with examples from Lira Municipality (Uganda), International Journal of the Sociology of Language, 40:126

Sahril, S., Harahap, S. Z., & Hermanto, A. B. (2019). Lanskap linguistik kota Medan: Kajian onomastika, semiotika, dan spasial. Medan Makna: Jurnal Ilmu Kebahasaan Dan Kesastraan, 17(2), 195-208. DOI: https://doi.org/10.26499/mm.v17i2.2141

Sayer, P. (2010). Using the linguistic landscape as a pedagogical resource. English Language Teaching Journal, 64(2), 143–154. doi:10.1093/elt/ccp051. DOI: https://doi.org/10.1093/elt/ccp051

Savitri, A. D. (2021). Lanskap Linguistik Stasiun Jatinegara Jakarta Timur. Bapala, 8(6), 177-193.

Shohamy, E. & Gorter, D. (2009). Introduction. In Elana Shohamy & Durk Gorter (eds.), Linguistic landscape: Expanding the scenery, 1-10. New York & London: Routledge. DOI: https://doi.org/10.4324/9780203930960

Spolsky, B. & Cooper, R.L. (1991). The Languages of Jerusalem. Oxford: Clarendon Press. DOI: https://doi.org/10.1093/oso/9780198239086.001.0001

Syafroni, R. N. (2023). Pelatihan Penggunaan Pelabelan Lanskap Linguistik Pariwisata bagi Pemandu Wisata Keraton Kasepuhan Cirebon. Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement, 4(1), 41-53. DOI: https://doi.org/10.37680/amalee.v4i1.2354

Wafa, A., & Wijayanti, S. (2018, July). Signs of multilingualism at religious places in Surabaya: A linguistic landscape study. In International conference on language phenomena in multimodal communication (KLUA 2018) (pp. 34-41). Atlantis Press. DOI: https://doi.org/10.2991/klua-18.2018.5

Widiyanto, G. (2019, November). Lanskap Linguistik di Museum Radya Pustaka Surakarta. In Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS) (Vol. 1, pp. 255-262).

Widiyanto, G., & Kemdikbud, P. B. (2018). Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Lanskap Linguistik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. In Prosiding Seminar dan Lokakarya Pengutamaan Bahasa Negara Lanskap Bahasa Ruang Publik: Dimensi Bahasa, Sejarah, dan Hukum (pp. 71-83).

Yoniartini, D. M. (2021). Lanskap linguistik kawasan pusat pendidikan di kota Mataram. Jurnal Ilmiah Telaah, 6(2), 162. DOI: https://doi.org/10.31764/telaah.v6i2.6189

Published

2024-06-19

How to Cite

Hilaliyah, H., Chadis, C., Ahmad Muzaki, & Aditya Rahman. (2024). Potret Penggunaan Bahasa di Kantor Palang Merah Indonesia Jakarta Selatan: Kajian Lanskap Linguistik. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 10(3), 2677–2696. https://doi.org/10.30605/onoma.v10i3.3762

Issue

Section

Articles

Categories