Simbol dan Makna Ngerokat Masyarakat Pandhalungan Jember

https://doi.org/10.30605/onoma.v11i2.5336

Authors

  • Rizki Farizi Farghani Universitas Negeri Malang
  • Roekhan Roekhan Universitas Negeri Malang
  • Azizatuz Zahro’ Universitas Negeri Malang

Keywords:

Ngerokat, simbol, makna, tradisi lisan, masyarakat Pandhalungan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simbol dan makna dalam tradisi Ngerokat yang merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat Pandhalungan di Jember. Ngerokat, sebagai tradisi lisan yang melibatkan doa dan harapan untuk keselamatan serta keseimbangan hidup, memiliki pengaruh kuat dari ajaran agama Hindu, Buddha, dan Islam. Meskipun telah dipraktikkan sejak masa kerajaan Majapahit, penelitian mengenai Ngerokat dalam konteks masyarakat Pandhalungan masih terbatas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi, yang memungkinkan peneliti untuk terlibat langsung dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan seorang praktisi Ngerokat berusia 73 tahun, Bapak Tris (Muhammad Sholih), serta observasi partisipatif. Proses pengumpulan data melibatkan transkripsi tuturan dari bahasa Pandhalungan (Jawa dan Madura) ke bahasa Indonesia, yang kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi simbol dan makna dalam Ngerokat. Simbol dan makna dalam Ngerokat ini, contohnya seperti simbol kesabaran, simbol keteguhan iman, pengorbanan, dan harapan akan pertolongan Tuhan, serta simbol-simbol lainnya yang nantinya terdapat makna. Simbol-simbol tersebut mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan serta tantangan hidup yang harus dihadapi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman lebih dalam mengenai peran tradisi lisan dalam budaya masyarakat Pandhalungan, serta memperkaya kajian dalam ilmu bahasa dan sastra Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Haryanta, A., T. (2012). Kamus Kebahasaan dan Kesusastraan. Surakarta: Aksara Sinergi Media.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online. https://kbbi.kemdikbud.go.id/.

Koentjaraningrat. (1985). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Ramadani, Wartiningsih, A., Amir, A., (2016). Simbol dan Makna Mantra Tawar Masyarakat Melayu Sambas Desa Tempatan Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 5(2), 1-11. https://doi.org/10.26418/jppk.v5i2.13980.

Shipley, W., C. (1970). The Origins of Meaning: A Handbook of the History of Ideas. New York: Harper & Row.

Sujiono. (2021). Tradisi Ngerokat dalam Budaya Pandalungan: Makna dan Praktik Spiritual. Jurnal Budaya dan Agama, 15(2), 123-136.

Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Cet. Ke-1. Pustaka Jaya: Jakarta.

Yuniar, I., Priyadi, A., T., Syam, C. (2021). Simbol dan Makna Mantra Pengobatan pada Masyarakat Desa Padang Tikar Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 10(1), 1-9. https://doi.org/10.26418/jppk.v10i1.44200. DOI: https://doi.org/10.26418/jppk.v10i1.44200

Suparman, S., Herdiana, B., & Nuruahmad, M. (2025). Analisis Nilai pada Lagu" Sandaran Hati" Karya Letto. DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 5(1), 89-93. DOI: https://doi.org/10.53769/deiktis.v5i1.1326

Zaidan, A., R. (2004). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Published

2025-03-23

How to Cite

Farghani, R. F., Roekhan, R., & Azizatuz Zahro’. (2025). Simbol dan Makna Ngerokat Masyarakat Pandhalungan Jember. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, Dan Sastra, 11(2), 1621–1628. https://doi.org/10.30605/onoma.v11i2.5336

Issue

Section

Articles

Categories

Most read articles by the same author(s)